Rabu, 08 Februari 2012

hanya ikan-ikanan.....(?)

ada sebuah quotes bagus yang saya baca pagi ini dari timeline saya:

"janganlah kamu bermain judi, karena sesungguhnya judi adalah mainan setan. kalau kamu bermain judi, trus setan mainan apa? *mikir*"

saya tertawa terbahak-bahak karena membaca ini. jujur, kalau saja saya tidak ingat sedang berada di dalam kantor, mungkin saya tertawa sambil gulung-gulung. unik betul kata-kata ini. awalnya saya mengira ini adalah sebuah pretensi dari sang pemilik akun yang memang dari dulu gemar sekali bercanda. tapi kemudian saya teliti lagi baris demi baris kata-kata itu. hingga sampailah saya pada sebuah tanda bintang (*) yang menunjukkan kondisi sang penulis. tanda bintang itu mengurung sebuah kata "mikir".

hmmm...... rupanya ini agak serius, pikirku.

awalnya saya berpikir bahwa quotes itu adalah guyonan agar kita menjauhi judi karena merupakan permainan setan yang kalau kita mainkan maka setan tidak akan memiliki lagi permainan. tapi bila kita pikir lagi, sebenarnya ini serius juga. 

untuk memudahkan mengartikan maksud saya, maka saya akan buat sebuah kalimat kemudian bandingkan efek dari kalimat tersebut dengan kalimat lainnya.

"obat itu sejatinya adalah racun"

lalu sekarang kita balik

"racun itu sejatinya adalah obat"

pada kalimat pertama, efek psikis yang kita tangkap adalah kalau kebanyakan minum obat itu sama saja meracuni tubuh kita. betul?

memang benar bahwa obat itu sebenarnya adalah racun karena efek kimia yang terjadi dapat menyebabkan kerusakan hati. proses detoksinasi terjadi pada hati. pada ukuran tertentu, barang yang sebelumnya kita anggap obat dapat berubah menjadi racun pembunuh yang sangat efektif. jika orang sakit mendengar atau mengetahui hal ini, saya pastikan tidak akan ada orang yang mau minum obat. karena orang sakit itu pasti lebih memilih menderita sakit flu daripada mati karena minum obat flu.

nah sekarang kita menuju pada kalimat kedua. tidak salah juga kita mengatakan bahwa racun adalah obat. lihat saja obat penawar bisa ular adalah bisa dari ular itu sendiri. bisa ular yang disuntikkan kepada manusia akan membantu membentuk antibody yang sangat berkhasiat untuk menangkal racun (bisa) ular. memang orang yang disuntikkan pada awalnya akan kesakitan, tapi itu sementara. hanya efek biasa. tapi sesudahnya, orang akan kebal terhadap racun ular. nah kalau kalimat yang kedua itu diketahui orang, maka jangankan orang yang sedang sakit, orang yang sehat pun akan meminta disuntik racun. tapi perlu diingat, racun tetaplah racun. bisa mematikan bila anda adalah orang yang tidak mengerti proses kimia, jadi sebaiknya jangan coba sembarangan alias parental advisory content hahahahaha....

gimana, sudah dapat pointnya..?

saya yakin anda memiliki kecerdasan yang cukup untuk memahaminya...... hehehehehe

sekarang saya ajak teman-teman untuk bermain di wilayah yang selalu abu-abu, tidak jelas, tapi menarik untuk disimak.

politik....

masih segar di ingatan kita bagaimana kasus korupsi dana non budgeter sebesar 40 miliar rupiah yang membelit Akbar Tandjung. kasus tersebut ramai dibicarakan orang, mengingat, beliau adalah ketua umum partai warisan orde baru juga sekaligus ketua DPR-RI saat itu. kontan orang-orang ramai membicarakannya. dari tukang becak di pinggir jalan hingga elit politik sibuk membicarakan kasus ini. tidak main-main kasus ini. bila saja saat itu status Akbar Tandjung naik dari tersangka menjadi terdakwa maka bisa dipastikan karir politik yang sudah beliau bangun akan runtuh seketika itu.

tapi public opinion telah terbentuk. lawan-lawan politik Akbar dengan gembira menghembuskan berita-berita tidak benar yang tujuannya untuk menyudutkan Akbar. semua politisi ramai-ramai menghajar Akbar menggunakan berita ini. mereka menginginkan pencopotan Akbar dari posisi ketua umum partai dan sekaligus penonaktifan sebagai ketua DPR. tapi Akbar Tandjung bukanlah politisi 'kemarin sore' yang gentar dengan pemberitaan, apalagi hanya politisi kacangan yang numpang tenar dengan ikut berkomentar tentang kasus ini. 

Akbar telah merintis karir politik semenjak masih mahasiswa. beliau adalah salah seorang mantan Jetua Umum PB HMI, sebuah ormas terbesar di Indonesia. tidak main-main rekam jejaknya. tidak sembarangan orang dapat berkarir di HMI, apalagi bisa sampai menduduki jabatan puncak yaitu Ketua Umum. Akbar adalah sosok yang flamboyan, santai dan tidak mudah tepengaruh. terlihat dari mimik bicaranya saat diwawancarai wartawan ataupun saat talkshow, begitu datar. tidak terlihat sama sekali mimik cemas atau gentar.

hingga pada akhirnya kebenaran berbicara dan pengadilan kasasi memutuskan bahwa Akbar Tandjung tidak bersalah. partai yang dipimpinnya pun survive hingga sekarang. padahal banyak orang yang menginginkan partai itu dibekukan atau bahkan dibubarkan, karena partai itu adalah motor penggerak rezim orde baru. tidak hanya survive, tapi partai tersebut masuk jajaran 3 besar pemenang pemilu.

luar biasa.

sebenarnya kalau kita mau berpikir cerdas dan jernih, kasus yang membelit Akbar Tandjung adalah sengaja untuk di blow-up atau setidaknya Akbar membiarkannya menggelinding bak bola salju. itu adalah taktik dan strateginya untuk menyelamatkan partai sekaligus membesarkannya. tapi tak ada yang melihat itu. semua orang tersedot pandangannya pada 'baju' bukan substansi masalah.

bagaimana bisa?

begini....

saat itu masyarakat sedang dilanda sentimen orde baru yang cukup akut. semua orang tanpa tahu masalah yang sebenarnya membenci orde baru berikut perangkatnya, tak terkecuali partainya Akbar Tandjung. masyarakat terlanjur antipati dengan partai itu yang begitu berkuasa dan seolah kebal hukum pada masa orde baru. begitu reformasi bergulir, orang-orang yang dulunya berada di partai itu pun berlari menyeberang ke partai lain untuk menyelamatkan diri. 

melihat penurunan elektabilitas partainya yang semakin tajam, Akbar pun merancang strategi yang dahsyat. secara kebetulan ada kasus yang membelitnya. kasus itu sebenarnya tidak menyangkut Akbar secara substansial. namun karena sejalan dengan Grand strateginya, maka ia membiarkan kasus itu berjalan. awalnya pemberitaan tak sebesar kala Akbar menjadi tersangka. tapi begitu statusnya naik dari saksi menjadi tersangka, pemberitaan pun membesar. setiap lapisan masyarakat tertuju pikirannya dan menunggu hasil putusan sidang. setiap hari pemberitaan muncul mengenai Akbar dan perkembangan politik terakhir yang menyangkut Akbar.

tapi disinilah inti permainan politik yang sedang dijalankan Akbar Tandjung.

ia membiarkan semua orang berbicara bahkan menuduh dan berbicara seenaknya, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa partainya itu tidak kebal hukum. juga untuk menunjukkan bahwa partainya telah berubah menjadi partai yang sejalan dengan agenda reformasi dalam bidang pemberantasa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 

masyarakat pun akhirnya mengikuti permainan ini. bahkan menikmatinya menggantikan sinetron yang mudah ditebak endingnya. kasus ini seolah penuh teka teki.

perlahan orang mulai melupakan keburukan partai dan berganti pada Akbar. masyarakat saat itu melihat bahwa "Akbar adalah partai, dan partai adalah Akbar"

elektabilitas partai Akbar pun mulai menanjak naik. dan begitu ia diputuskan tidak bersalah oleh MA, seketika itu posisi partai telah tinggi. ekspektasi masyarakat terhadap warisan Orde baru itu pun telah berubah. tidak lagi menganggapnya sebagai partai yang korup dan kebal hukum. juga tak tergoyahkan pada posisi 3 besar partai pemenang pemilu.

kita kembali ke masa sekarang........

dalam politik strategi semacam itu dikenal dengan sebutan ikan-ikanan. Dalam ilmu komunikasi, khususnya dalam teknik negosiasi, taktik Akbar ini dikenal dengan strategi negosiasi yang terkenal yaitu: “Tunjukkan sedikit kebodohan, buat lawan emosi, dan bermanuverlah”. Tujuan jangka panjang harus menjadi pijakan dalam bernegosiasi, bukan jangka pendek yang terkesan instan.

orang yang tak mengerti taktik dan strategi ini, akan terfokus pada ikan-ikanan yang diapungkan di air, tapi tidak melihat hal yang sesungguhnya terjadi didalam air.

saya tertarik untuk mengulas Anas Urbaningrum. tidak hanya karena ia juga mantan Ketua Umum PB HMI yang sekarang juga sedang menjabat Ketua Umum sebuah partai penguasa (mirip sekali dengan Akbar Tandjung), tapi juga karena dia adalah tokoh nasional di usia yang masih belia.

kalau saya melihat secara jernih, taktik dan strategi yang dipakai oleh Anas dalam menghadapi kekacauan politik saat ini sama persis dengan yang dilakukan Akbar Tandjung. Anas pun bukan orang yang sembarangan. ia sudah lama berkarir di politik, juga saat masih mahasiswa ia memulainya. ia menghadapi orang dengan cara yang pintar. gaya bicaranya pun sangat kalem dan datar, sama dengan Akbar.

lihat saja dari memainkan emosi lawan. sengaja memasang tampang bodoh, berbicara ngawur, ditanya ini jawabnya yang lain, dan seakan-akan tak menguasai permasalahan yang ditanya oleh wartawan.


Sejak kasus Nazarudin mencuat dan terus-terusan menjadi pemberitaan utama media massa, secara terang-terangan mereka berusaha menyudutkan posisi Anas. Serangan dari Nazarudin maupun politisi kutu loncat seperti mister "RS" dan konco-konconya ibarat psywar (perang psikologis) untuk menjatuhkan mental Anas. Bahkan, kini tekanan ke Anas semakin gencar. Mungkin ada kepentingan lain. Diisukan di berbagai media, serangannya kini mengarah ke tahtanya, mengguncang posisinya sebagai Ketua Umum Partai.

Tapi, Anas rupanya tak mau peduli dengan semua itu. Lihat saja misalnya status-statusnya di twitter, banyak yang berisi “makanan dan bola”. Bahkan ia memiliki tema khusus tentang makanan yang disebut “Spektakuliner”. Ia pun rajin men-twit masalah “Bola”.

Tak hanya itu, ia dengan tenang dan santai saja ketika ditanya masalah tuduhan yang dialamatkan padanya oleh Nazarudin. Begitu juga dalam menanggapi isu posisinya sebagai Ketua Umum Partai. Persis seperti Akbar, ia tunjukkan strategi seperti tak mengetahui permasalahan, tertarik pada masalah keseharian yang sepertinya “remeh temeh”, tetapi sesungguhnya itu adalah triknya untuk memenangkan pertarungan.

Di sela-sela keriuhan isu pergantian Ketua Umum Partai, Anas malah dengan tenangnya panen tdang di Indramayu. Bukan sekali ini saja ia menunjukkan hal demikian. Selalu demikian, ia menyibukkan dengan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan isu yang beredar. Di dunia bola, Anas juga menggagas klub “Tunas Garuda”.

Memang bingung jika tak tahu apa sebenarnya yang sedang ditunjukkan oleh Anas. Tapi, berkaca dari kasus Akbar Tandjung di atas, sepertinya Anas sedang memainkan sebuah strategi yang amat dahsyat. mengingat masyarakat saat ini lebih mejemuk dan oportunis dibanding zaman Akbar Tandjung. 


Apakah ia akan memenangi pertarungan atas apa yang dituduhkan padanya? Kita lihat saja kepiawaiannya sebagai tokoh politik. Tentu ia punya strategi sendiri dan punya tujuan sendiri atas apa yang ditunjukkan olehnya pada publik selama ini.


oke... untuk menutup tulisan ini, saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh seorang tokoh politik yang juga cerdik sebagaimana Akbar dan Anas:


Sebagian orang menginginkan sesuatu tanpa memiliki ide bagaimana mendapatkan hal itu. Tetapi aku tahu apa yang aku inginkan dan karena hal lain yang layak aku persiapkan“. (Klemens von Metternich, Menteri Luar Negeri Austria, 1773-1859)






sekian



11 komentar:

  1. hhhhmmmmm.....*mikir

    BalasHapus
  2. analisa yang luar biasa,,,

    BalasHapus
  3. mantap analisanya

    BalasHapus
  4. ulasan bgs mas....
    tp apa yg mas paparkan diatas benar asal jika hukum di negeri ini bagus, tp klo msh byk mafianya ya gak bisa lah...taruhlah jika akbar tangjung diem slama diserang trus terbukti dia menang dipengadilan bisa aja itu emg propaganda sistematis dia demi pencitraan dia dan partainya,dimana dia emg tau bisa lolos dari jeratan hkm, jd sengaja dulu seolah2 didzolimi trus tar jd byk yg simpati saat dinyatakan tdk bersalah....
    anas pun jg bisa gitu toh?? terima kasih :)

    BalasHapus
  5. terimakasih.. seburuk apapun kondisi negeri ini, kita harus percaya bahwa harapan itu masih ada...

    BalasHapus
  6. hmmmm,, *mikir*
    owww,, ternyata ikan-ikan'an itu di pasangin racun ea :)

    BalasHapus
  7. hehe,, *geleng.kepala*
    baru tau aku Mas,, bhwa negri ini hanya'lah tipu-tipu :))

    BalasHapus
  8. hebat. tertarik dengan kata: " sedikit pura2 bodoh dan bermanoverlah ..."...

    BalasHapus