Selasa, 07 Februari 2012

Terimakasih, Bapak...

dalam sebuah buku karangan Max Webber disebutkan bahwa Kepemimpinan adalah  proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.   Lebih dari seabad yang lalu ia meneliti tentang Kepemimpinan Karismatik. ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.

folks...


5 bulan yang lalu, saya mendapat surat mutasi ke Bappeda. awalnya saya adalah seorang abdi yang bertugas di Instansi Rumah Sakit Umum. Mutasi, dalam tata pemerintahan adalah suatu hal yang wajar dan lumrah. hal itu dilakukan sebagai upaya penyegaran juga sebagai upaya optimalisasi kinerja. itulah awal saya merasakan sebuah ritme kerja yang luar biasa cepat, dinamis dan penuh tantangan.

saya datang ke Bappeda dengan bekal seadanya. saya berpikir, bekal yang saya punyai itu sudah lebih dari cukup untuk mengarungi pengalaman baru di Bappeda.

ternyata saya salah. 

saya ibarat orang yang baru keluar dari hutan belantara dengan pakaian compang-camping dan masuk ke sebuah kota yang semuanya serba canggih. banyak hal-hal baru dan sama sekali asing buat saya. ditambah lagi determinasi yang tinggi membuat saya benar-benar berada dalam sebuah tekanan. bagaimana tidak, saya yang awalnya hanya berkutat di masalah administratif, kali ini dihadapkan pada persoalan yang bersifat regulatif. mulai dari Nota Dinas hingga Kerangka Acuan Kerja. mulai dari persiapan sebuah rapat hingga menjadi sebuah laporan akhir. semua itu menjadi makanan saya sehari-hari.

saya benar-benar 'down'...

di Bappeda ini saya bekerja di bidang Sosial Budaya. pada suatu ketika saya sebagai staf dan teman-teman yang lain mendapat tugas untuk membuat Kerangka Acuan Kerja. hal itu merupakan benda asing bagi saya. butuh waktu untuk menyelesaikannya. hingga batas akhir waktu yang ditetapkan, saya tak dapat menyelesaikan. dan ketika tiba waktu untuk mempresentasikan kerangka acuan kerja kami, jadilah saya bulan-bulanan. banyak kritik keras disana-sini. lagi-lagi saya 'down'. namun ketika hendak pulang, Ibu pimpinan saya memberikan semangat pada saya. beliau nyalakan kembali semangat saya agar tak menyerah dalam belajar. 

sering dalam sholat saya mengeluh pada Tuhan: "mengapa saya di takdirkan untuk berada di kandang 'Singa'  ini sih..?" begitu ucap saya suatu kali.

ketika saya berbincang dengan istri pada suatu malam, bukannya belaian manja yang saya dapatkan. ia justru menasehati saya untuk 'belajar' lebih keras lagi. tentu hal ini mengecewakan saya. 

pernah pada suatu ketika saat sedang rapat bidang. masing-masing staf memiliki tugas yang harus diselesaikan. bisa ditebak, saya menjadi sasaran tembak semua orang. karena hanya saya yang tak mampu menyelesaikan.

semua ini benar-benar menempatkan saya pada posisi yang nyaris angkat tangan.

hingga pada suatu hari, bidang saya rapat kerja dengan Kepala Bappeda. saya yang memang seorang pemimpi, tentu memiliki imajinasi-imajinasi. saya bermaksud mengeluarkan sebuah ide, tapi nyali yang saya miliki tiba-tiba saja menciut kala hendak menyampaikannya. 

disinilah letak kewibawaan seorang pemimpin saya lihat.

Kepala Bappeda itu rupanya dapat membaca gesture. saya yang awalnya mengurungkan niat untuk bicara, akhirnya beliau minta untuk menyampaikannya dalam forum itu. apakah semua pemimpin seperti itu? entahlah, yang pasti dari sekian puluh rapat yang pernah saya ikuti, baru kali ini niat yang hanya terucap dalam hati saya dapat terbaca oleh orang yang bahkan jarang sekali berbicara secara langsung dengan saya.

ini adalah semacam 'gift' untuk saya. saya tidak pernah diperlakukan se-istimewa ini oleh seorang pimpinan. 

dulu, saya melihat Bapak hanya sebagai Kepala Satker saja. tapi sejak kejadian itu, saya menganggap beliau sebagai seorang pemimpin. beliau memiliki karakter. dan yang pasti perhatian terhadap bawahan.

siapa saya, sampai-sampai beliau sedetail itu membaca sebuah 'gesture' seorang bawahan.

sejak dari itu, saya pun terpacu untuk kembali bekerja dan belajar dengan keras. tak jarang saya pulang membawa pekerjaan yang belum selesai. saya seperti menemukan sebuah semangat kerja baru. saya pun sedikit-demi sedikit bertanya mengenai beliau pada karyawan yang lama. ternyata beliau memiliki segudang prestasi yang berhasil ditorehkan untuk Kota ini. sebut saja Kota Sehat, ABMP, GSP-SMA dan segudang lagi hasil karya yang tak dapat saya sebut satu persatu.

beliau mampu mengangkat kinerja stafnya untuk bekerja seoptimal mungkin namun kami sebagai stafnya merasa senang dan seperti hanyut dalam sebuah ritme kerja. memang ada beban yang saya rasakan, tetapi ketika melihat kebelakang dan menatap hasil kerja yang telah terselesaikan, kami seperti merasa takjub dan seolah tak percaya berhasil melalui ini semua.

sayang, saya berkesempatan untuk belajar dari beliau hanya sebentar. karena tadi pagi beliau berpamitan karena mutasi untuk berdinas di Satker yang lain. tapi saya bersyukur bisa belajar dan mengenal sesosok pemimpin seperti beliau. saya pun bersyukur bekerja pada bidang yang sangat kental dengan aura kekeluargaan seperti Sosbud pada khususnya dan Bappeda pada umumnya. lingkungan kerja disini benar-benar telah mendidik saya dengan keras tentang arti sebuah karya, karsa dan cipta yang tertuang dalam sebuah budaya kerja.


saya benar-benar bersyukur berada disini. walaupun awalnya saya menganggap sebagai kandang Singa, namun justru disinilah saya dapat belajar berlari kencang untuk menghindari terkamannya.


finally...


mutasi (mungkin) masih akan terus berjalan sampai kapanpun. saya pun tidak tahu sampai kapan akan mengabdi di Bappeda. tapi itu semua sama sekali tak merisaukan saya, karena dimanapun nantinya saya akan berada, spirit beliau tentang arti sebuah pengabdian akan selalu saya pegang teguh.

mungkin saya tak dapat mengekspresikan kesedihan saya dengan air mata, namun sebagaimana beliau dapat membaca gesture saya saat rapat kerja dulu, saya yakin beliau tahu saya pun merasa kehilangan lewat tulisan ini. tak banyak yang dapat saya sampaikan kepada beliau selain ucapan:

"Terimakasih, Bapak...."


sekian.






2 komentar:

  1. cerita bagus mas, sampai terenyuh diriku...Selamat Jalan Bapak Budi Krisyanto

    BalasHapus
  2. ada pepatah mengatakan: "mutiara tetaplah mutiara sekalipun berada didalam lumpur". saya yakin beliau akan terus berkarya dan menumbuhkan bibit-bibit baru yang siap meneruskan semangat pengabdian kepada Negara, sekalipun tak lagi berada di Bappeda..

    BalasHapus