Kamis, 26 Januari 2012

Catatan Akhir Pekan: "Rumput Hanya Bergoyang..."



saya yakin anda semua pernah melihat atau minimal mendengar tentang film kartun "Tom and Jerry". film kartun yang mengisahkan perseteruan antara kucing dan tikus itu diciptakan oleh Joseph Barbera dan William Hanna. alur cerita dari film tersebut sangat menarik dan menggelitik. kedua buah hati saya selalu terpingkal-pingkal kala menyaksikannya. saya pun tak jarang tertawa terbahak-bahak saat menonton film itu. sungguh menghibur.

tapi sebenarnya kalau kita tarik lebih jauh, Barbera dan Hanna hendak mengetengahkan realita hidup manusia yang seringkali seperti kucing dan tikus. lika liku kehidupan manusia sangat sarat intrik dan tipu daya. inilah yang saya kira sedang digambarkan oleh Barbera dan Hanna. karena sudah hal yang mahfum manakala seorang seniman (penulis, penyair dsb) menggunakan perumpamaan dalam karya-karyanya.

pada suatu seri, pernah dikisahkan perseteruan sengit antara Tom dan Jerry. Tom yang begitu superior (setidaknya begitu ia merasa) atas Jerry, ingin menjebak musuh bebuyutannya itu yang seringkali mencuri susunya. yeah... walaupun tampak inferior dengan ukuran tubuhnya yang kecil, tapi Jerry sangat bernyali untuk mengerjai Tom.

kali ini, Tom yang merasa superior itu yakin bahwa triknya akan berhasil. dengan tampang jumawa dan lirikan mata yang penuh keyakinan, ia tunggu si Jerry di depan pintu masuk rumah.

pucuk dicinta ulam pun tiba...

Jerry datang dengan wajah lugu....

....jreng jreng...

Jerry yang mendapati Tom di dekat pintu, dengan wajah yang pura-pura ketakutan berlari kesana-kemari. terjadilah drama saling kejar yang diselingi pukulan dari pentungan kayu Tom.

wush...wush...wushh...

tak sekalipun pukulan itu mengenai Jerry. dan tikus itu pun makin bersemangat mengerjai sang kucing. Tom yang awalnya yakin Jerry akan terjebak dalam permainannya, tapi justru masuk ke dalam permainan Jerry.

disinilah cerita itu mulai menarik...

ternyata, tanpa sepengetahuan Tom, Jerry adalah sahabat Spike, sang anjing buldog yang sangat angker.


hahahahahaha........


saya suka sekali bagian ini.....


Tom yang awalnya menggebu-gebu ingin melumat Jerry, seketika itu nyalinya ciut karena melihat Jerry berdiri di punggung Spike. tapi bukan Tom namanya kalau tidak berusaha mencari akal untuk menghabisi musuh kecilnya itu.

dicarilah akal...


voila...!!


Tom tahu kalau Spike sangat suka permainan lempar kayu. maka bergegas Tom mencari sebatang ranting, mengayun-ayunkan dan kemudian melemparkannya sejauh mungkin. 

dan akal-akalan Tom pun berhasil....

Spike berlari tunggang langgang mengejar kayu itu. Jerry pun sendirian. inilah kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh Tom..

Jerry benar-benar terpojok kali ini. hanya mukjizat yang dapat menyelamatkannya. 

blingg....

tiba-tiba saja Jerry mendapat ilham. ia meminta waktu untuk berdoa sebelum Tom menghabisinya. Tom yang selalu merasa superior itu pun menuruti kemauan itu tanpa curiga. ternyata oh ternyata....... itu adalah strategi Jerry untuk mengulur waktu!


benar saja....


tak lama berselang Spike datang dari dengan membawa kayu yang Tom lempar tadi.

melihat sahabatnya, Jerry, terancam Spike pun segera bertindak. mula-mula disentuhnya kepala Tom. Tom yang tidak menyadari kedatangan Spike itu mengabaikan sentuhan kecil dikepalanya. tapi begitu melihat bayangan didepannya yang bertaring dan memakai kalung duri, ia baru sadar kalau yang menyentuh kepalanya tadi adalah Spike, anjing buldock sahabat Jerry.......


dan seperti yang bisa diduga, Tom lari terbirit-birit dikejar Spike.


ok, cerita tadi adalah pembuka dari Catatan Akhir Pekan saya kali ini.

mengapa saya mengambil cerita Tom and Jerry untuk diangkat dalam catatan ini? seperti yang saya sampaikan diawal tadi, sifat manusia lah yang mengilhami saya.

seminggu terakhir ini kita disuguhi berita-berita tentang kedigdayaan orang-orang yang selalu merasa superior atas diri orang lain.

lihat saja berita tentang sopir xenia maut yang menelan korban 9 orang itu. dari raut wajahnya sama sekali tak ada rasa bersalah atas perbuatannya yang mengundang nestapa banyak orang. dan konyolnya, ia hanya akan dituntut 6 tahun penjara.

edan..

padahal anak yang mencuri sandal saja dituntut 6 tahun!!!

kalau boleh saya artikan, nyawa 9 orang di negeri ini adalah seharga sandal. kalau harga 1 pasang sandal adalah 45 ribu, itu berarti harga 1 nyawa yang direnggut oleh Afriyani Susanti itu seharga 5ribu perak!!

padahal budak dijaman perbudakan Amerika (1815-1861) saja, harga satu budak adalah 25 dollar. kalau di kurs-kan kedalam rupiah, itu setara dengan 250 ribu.

apakah itu berarti orang Indonesia lebih rendah dari budak?

ini hukum macam apa sih yang sedang dijalankan?

okelah itu urusan orang-orang yang 'merasa' memiliki negara, bukan rakyat yang cuma numpang tinggal disini seperti saya dan jutaan orang lain yang ada di sudut-sudut kumuh perkotaan dan tempat lain di republik ini.

ada lagi kisah korupsi yang dilakukan secara berjamaah.

dan berbagai kekonyolan yang kerap kali dipertontonkan oleh pemilik negara ini.

tapi ingat, ketika seseorang sudah merasa sangat superior atas orang lain, maka ia telah melenakan kekuatan-kekuatan yang sangat potensial dimiliki oleh orang yang dia anggap inferior. dan itu bisa berarti sebuah awal dari terjungkalnya orang tersebut.


contoh..


Adolf Hittler dulunya adalah orang biasa dan tak pernah diperhitungkan dalam politik. dianggap inferior oleh banyak orang. kecemerlangannya baru tercium manakala ia terlibat dalam perang dunia I. ia sendiri bukan orang Jerman, melainkan Austria. kehebatannya muncul saat masuk partai kecil yang kemudian diganti menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman atau mahfum disebut Nazi. saat itulah betapa sesungguhnya ia bukanlah sosok yang inferior. memang wajahnya konyol dan postur tubuhnya mungil, tak ada guratan diktator dari penampilannya itu.


ada juga berita tentang Amerika yang merasa superior atas bangsa lain. ia jajah Iraq, Afganistan dan negara lain. kepentingannya cuma 1, MINYAK. tapi negara yang selalu merasa superior itu terlena akan kemajuan bangsa lain. Iran, misalkan. betapa Amerika menggolongkannya sebagai lingkaran setan bersama Korea Utara dan Iraq. sebutan tersebut untuk menggolongkan negara-negara miskin tapi tidak tunduk terhadap kepentingan barat.

tapi Iran bukanlah Iraq. Korea Utara juga bukanlah negara dengan militer lemah. 

negara-negara tersebut kini berubah menjadi monster-monster yang siap melahap semua kepentingan barat. korea utara dengan jaringan Komunis Internasionalnya telah mampu menciptakan rudal berhulu ledak Nuklir. begitu juga Iran. dukungan dari negara-negara sosialis di Amerika latin, Rusia, China dan India, telah menjadikannya sebuah negara yang tegak berdaulat yang siap meruntuhkan kepentingan barat, bahkan bersiap melenyapkan Israel dari peta dunia. semua negara yang saya sebutkan tadi adalah negara-negara yang memiliki potensi ekonomi cukup besar dan tentu saja kekuatan militer yang tangguh, tapi mereka tidak tunduk dalam kepentingan barat.


menarik untuk kita tunggu bersama kelanjutan dari perseteruan ini.


selayak kisah Tom and Jerry, saya yakin bahwa negara-negara kecil yang dianggap inferior tadi siap untuk melumat  negara yang merasa superior seperti amerika...

bagaimana dengan Indonesia....? ingin jadi Tom, Jerry atau Spike....?


entahlah.....


mungkin perlu ditambah satu lagi tokoh dalam Tom and Jerry, yaitu fooly si ulat daun...


hahahaha....


saya jadi teringat ucapan K.H Mustofa Bisri. beliau mengatakan bahwa "sekencang apapun angin berhembus, rumput hanya bergoyang, tak akan tumbang...." entahlah apa maksud dari ucapan beliau ini. tapi sepertinya, ada yang harus berhati-hati bagi mereka yang senantiasa merasa superior. karena yang bisa tumbang adalah pohon, bukan rumput.



sekian






Rabu, 25 Januari 2012

Jawaban

Tidak semua tanya menemukan jawab.
Tidak semua tanya memerlukan jawab.
Tidak semua tanya memiliki jawab.


Tidak semua jawab adalah jawaban.
Tidak semua jawab adalah harapan.
Tidak semua jawab adalah perkataan.
Tidak semua jawab adalah perbuatan.
Dan
Tidak semua jawab adalah kenyataan.


Ada kalanya biarkan pertanyaan terus menyala.
Ada kalanya juga membiarkan jawaban sendiri berselimut gelap tanpa cahaya.



Dimensi pasti berbatas.
Hanya mungkin kini belum tampak jelas dimana batasnya. Ironis.
Karena diluar batas dimensi itulah semua jawab atas tanya berada.


Mungkin aku berkesempatan mengetahuinya saat masih hidup.
Atau juga mungkin baru kudapati nanti saat aku mati.
Dan saat itu akan pula kutemukan, puisi yang belum aku gubah, syair dari nada-nada bisu ku dan lukisan dari mimpi-mimpi ku...

blackberry

Sudah berhari-hari saya muter kepala untuk mencari bahan tulisan ini. Saya punya ide dasar, kerangka pun sudah siap, tapi buat ngisi tema ini yang lumayan ruwet.






Hehehe






Tahu laah, karakter tulisan saya gimana. Ndak pernah berat. Ringan.


Murah. Tapi ndak murahan!!


Note that.


Yaahh... dimulailah perburuan isi. Di tabulasi, di sortir, di seleksi...... klik.... dapat
Ujung-ujungnya ngglethek.. hape lagiii hape lagiii..




Hahahahahaahaha (ketawa sambil jongkok)






Ngene rek ceritane.





Saya itu dari dulu nggak pernah mudah dipengaruhi orang. Kalau menurut saya A, ya A, walaupun seluruh dunia berkata B. Dan saya selalu punya argumentasi untuk mempertahankan pendapat saya itu. Teman-teman yang dulu sekampus dengan saya pasti tahu itu, bagaimana saya kalau sudah di dalam sebuah forum. Hahahaha..


Begitu juga soal phone cell, atau yang jamak disebut hape itu. Saya memilih hape berdasarkan kebutuhan, bukan soal trend atau style.


Nah.. sekarang kan sedang jamak-jamaknya yang namanya BeBe. Semua gemar sekali memakai gadget yang bentuknya mirip martabak itu. Sejak tahun 2007, teman-teman saya sudah menganjurkan saya memakai BeBe yang bergenre smartphone itu. Tapi tetap, selama saya berpendapat itu tidak saya butuhkan, selama itu pula saya tak akan mengorbankan diri terhadap trend.


Tahun berlalu. Kebutuhan akan informasi meningkat. Aktifitas saya juga tinggi, yang menuntut saya untuk memakai alat penunjang.


BeBe... konon menyediakan servis yang lumayan banyak. Mulai dari entertainment hingga one stop info. Pokoknya komplit dari A-Z.



Saya membayangkan slentingan itu dengan imajinasi liar saya. Misalkan aja kita lagi kumpul keluarga, anakku yang gemar makan mie instan minta mie. Tinggal pencet salah satu keypad, lalu muncul mie instan dari layar BeBe.. atau lagi kebelet pipis di tengah keramaian, kita tinggal pencet salah satu tombol, jadilah BeBe tadi berubah menjadi toilet... atau pas lagi hujan seperti sekarang ini, kita pengen ngopi, BeBe tadi berubah jadi dispenser... hahaha... asik kan..??



Kalau seperti itu, betapa banyak ruang terbuka hijau di negara ku, karena semua warung dan rumah makan bakalan tutup, semua sudah tersedia di BeBe...



Karena ekspektasi yang begitu tinggi terhadap fungsi BeBe itu tadi, maka ketika ibunda tercinta menanyakan ingin hadiah apa saat ultah, tanpa ragu-ragu saya jawab: ”BeBe..!!”






Bling.....






Beberapa hari kemudian ibunda muncul dihadapanku dengan tubuh penuh sinar dan rambut diterpa angin (iklan banget hahaha) membawa BeBe...






Cihuyyy..





Dimulailah peradaban baru dalam era digital di hidupku.






Perlahan saya pelajari satu persatu program yang terdapat didalamnya. Sehari semalam saya surfing itu BeBe. Hasilnya, not bad. Walaupun imajinasi liar saya tadi tak kunjung terjawab.






next...






Suatu malam, saya pergi berkunjung ke rumah mertua. Seperti biasa, Nonik duduk di depan mendampingi saya yang sedang mengemudi. Di belakang ibu dan kokonya, Danniel. Karena rumah mertua saya ada di tepi jalan raya, kesulitan paling besar adalah saat parkir. Wuihh.. setengah mati susahnya. Bis dan truck lalu lalang tiada henti.



Hampir 30 menit saya maju mundur mencari posisi yang pas buat mobil saya. Tapi dewi fortuna sedang tidak bersamaku malam itu.




Prakkk....






Bumper depan mobil silver ekstra ceper itu menggesek tembok. Velg racing tipe ekstrim dengan ukuran 18” berwarna kuning keemasan itupun ikut boret.




Mampus gue!! Itu velg harganya cukup menguras kantong, belum lagi cat body depan yang tergores... duh!!




Keringat pun mengucur deras.






Perasaan jengkel, marah, nyesel, campur aduk jadi satu...






Duh Gusti.. sesalku saat itu.






Entah gimana ceritanya tiba-tiba saja saya langsung melirik BeBe..


Dengan nada sedikit emosi aku memarahinya..










“andai saja lo bisa berubah jadi tukang parkir, pasti gak begini kan jadinya.....!!”






Hahahaha... sarap.






Sekian.

Speak by Data

6 tahun lalu, saat saya bekerja sebagai staf HRD di Astra Jakarta, mendapatkan pengalaman yang mungkin tak akan pernah dapat saya lupakan sepanjang hidup. pengalaman itu bermula dari kegiatan QCC/SS (Quality Circle Control/ Suggestions Support). jadi ceritanya itu masing-masing bagian menuliskan ide-ide atau terobosan-terobosan baru yang berguna untuk kemudahan kerja. tujuannya tentu saja untuk mencari titik terbaik menuju efisiensi kerja. nantinya usulan dari semua bidang itu akan dipresentasikan didepan panel dan floor. tidak ada batasan dalam mengirimkan ide tersebut. bisa jadi dalam satu bidang mengirimkan puluhan hingga ratusan ide. semua karyawan bebas mengeluarkan ide.






nah, ceritanya begini.






saya kan pegawai baru disana. belum sepenuhnya mengenal adat istiadat dan kebudayaan kerja setempat, maksudnya kantor itu. saya yang masih baru keluar dari hutan rimba, kemudian diminta untuk memberikan usulan dan saran, maka saya pun dengan bersemangat mencari, kira-kira apa yang bisa saya usulkan, minimal untuk perbaikan apa yang rusak dalam fasilitas kerja.






sangat sulit mencari terobosan ataupun mencari hal-hal yang perlu diperbaiki di perusahaan yang ultra canggih itu. hampir semua aspek tersedia dan dalam kondisi prima.






bagai mencari jarum dalam tumpukan paku... hahaha






apa ya kira-kira yang bisa saya usulkan....? begitu benak saya bicara.






bingung. mana saya belum sepenuhnya tahu mekanisme pengusulan ide tersebut.






tapi ilham itu datang saat saya masuk kamar mandi. benar juga kata orang, kamar mandi adalah tempat terbaik untuk mencari inspirasi.. wkwkwkwkwk






sewaktu saya mengguyurkan air dilantai, saya melihat genangan air di saluran sanitasinya. hmmm....






voila...!!





langsung saja kejadian tersebut saya laporkan hal tersebut pada atasan dengan maksud agar dimasukkan dalam ide perbaikan dan terobosan.






dengan gagah berani dan tubuh bercahaya serta rambut berkibar-kibar (iklan banget.. wkwkwkwkw) saya berangkat menuju meja kerja atasan saya itu.






tentu saya berharap dapat pujian. karyawan baru, bisa menemukan celah perbaikan. angan angan saya.






tapi apa yang saya dapat justru jauh api dari panggang.






saya disemprot habis-habisan!






"mana datanya?" begitu katanya singkat menimpali laporan saya.






saya yang belum tersadar dari dunia iklan tadi cuma bisa celingak celinguk kebingungan. gimana tidak bingung, sanitasi aja pake tulis laporan? nulisnya gimana? data seperti apa?






tapi justru itu inti penting yang saya dapatkan.






speak by data!!





sejak detik itu saya selalu mengutamakan data dalam berucap dan bertindak. sekecil apapun tindakan atau kejadian yang saya alami. karena kalau kita bekerja dan bertindak berdasarkan "katanya" itu fatal sekali, iya kalau beritanya benar, kalau salah? belum lagi kalau masalah yang kita utarakan itu sangat sensitif dan potensial menyulut permasalahan, tanpa data yang valid dan bukti yang kongkrit, hal tersebut hanya akan menjadi sebuah persoalan baru yang tidak kalah rumit.






misalkan saja, kita tahu anak tetangga sebelah bandel setengah mati, suka naik naik pohon cabe. tapi kita tidak memiliki data ataupun fakta yang bisa kita tunjukkan pada orang tuanya, apa yang akan terjadi? bisa jadi orang tuanya justru akan maki-maki kita.






"enak aja lo katain kingkong, anak gue bandel? mana buktinya kalau kingkong bandel? orang dia itu di dalam foto selalu diem!!"






nah loh...






tapi beda ceritanya kalau kita punya bukti dan data yang valid. misalkan, waktu si kingkong bergelantungan di pohon bayam, kita foto. kalau perlu detil kejadiannya kita catet. naik pohon bayam jam berapa, pake celana apa, sama siapa saja. pasti si orang tua kingkong tersebut akan senang hati menerima informasi tersebut. karena ada data dan fakta yang kita tunjukkan untuk perbaikan sang anak, kingkong.






ini penting buat kita semua. agar berita yang benar tidak berakhir menjadi gosip. dan cerita tentang suatu kejadian tidak berakhir fitnah.






mengingat, gosip itu haram. dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.










sekian.