Rabu, 25 Januari 2012

blackberry

Sudah berhari-hari saya muter kepala untuk mencari bahan tulisan ini. Saya punya ide dasar, kerangka pun sudah siap, tapi buat ngisi tema ini yang lumayan ruwet.






Hehehe






Tahu laah, karakter tulisan saya gimana. Ndak pernah berat. Ringan.


Murah. Tapi ndak murahan!!


Note that.


Yaahh... dimulailah perburuan isi. Di tabulasi, di sortir, di seleksi...... klik.... dapat
Ujung-ujungnya ngglethek.. hape lagiii hape lagiii..




Hahahahahaahaha (ketawa sambil jongkok)






Ngene rek ceritane.





Saya itu dari dulu nggak pernah mudah dipengaruhi orang. Kalau menurut saya A, ya A, walaupun seluruh dunia berkata B. Dan saya selalu punya argumentasi untuk mempertahankan pendapat saya itu. Teman-teman yang dulu sekampus dengan saya pasti tahu itu, bagaimana saya kalau sudah di dalam sebuah forum. Hahahaha..


Begitu juga soal phone cell, atau yang jamak disebut hape itu. Saya memilih hape berdasarkan kebutuhan, bukan soal trend atau style.


Nah.. sekarang kan sedang jamak-jamaknya yang namanya BeBe. Semua gemar sekali memakai gadget yang bentuknya mirip martabak itu. Sejak tahun 2007, teman-teman saya sudah menganjurkan saya memakai BeBe yang bergenre smartphone itu. Tapi tetap, selama saya berpendapat itu tidak saya butuhkan, selama itu pula saya tak akan mengorbankan diri terhadap trend.


Tahun berlalu. Kebutuhan akan informasi meningkat. Aktifitas saya juga tinggi, yang menuntut saya untuk memakai alat penunjang.


BeBe... konon menyediakan servis yang lumayan banyak. Mulai dari entertainment hingga one stop info. Pokoknya komplit dari A-Z.



Saya membayangkan slentingan itu dengan imajinasi liar saya. Misalkan aja kita lagi kumpul keluarga, anakku yang gemar makan mie instan minta mie. Tinggal pencet salah satu keypad, lalu muncul mie instan dari layar BeBe.. atau lagi kebelet pipis di tengah keramaian, kita tinggal pencet salah satu tombol, jadilah BeBe tadi berubah menjadi toilet... atau pas lagi hujan seperti sekarang ini, kita pengen ngopi, BeBe tadi berubah jadi dispenser... hahaha... asik kan..??



Kalau seperti itu, betapa banyak ruang terbuka hijau di negara ku, karena semua warung dan rumah makan bakalan tutup, semua sudah tersedia di BeBe...



Karena ekspektasi yang begitu tinggi terhadap fungsi BeBe itu tadi, maka ketika ibunda tercinta menanyakan ingin hadiah apa saat ultah, tanpa ragu-ragu saya jawab: ”BeBe..!!”






Bling.....






Beberapa hari kemudian ibunda muncul dihadapanku dengan tubuh penuh sinar dan rambut diterpa angin (iklan banget hahaha) membawa BeBe...






Cihuyyy..





Dimulailah peradaban baru dalam era digital di hidupku.






Perlahan saya pelajari satu persatu program yang terdapat didalamnya. Sehari semalam saya surfing itu BeBe. Hasilnya, not bad. Walaupun imajinasi liar saya tadi tak kunjung terjawab.






next...






Suatu malam, saya pergi berkunjung ke rumah mertua. Seperti biasa, Nonik duduk di depan mendampingi saya yang sedang mengemudi. Di belakang ibu dan kokonya, Danniel. Karena rumah mertua saya ada di tepi jalan raya, kesulitan paling besar adalah saat parkir. Wuihh.. setengah mati susahnya. Bis dan truck lalu lalang tiada henti.



Hampir 30 menit saya maju mundur mencari posisi yang pas buat mobil saya. Tapi dewi fortuna sedang tidak bersamaku malam itu.




Prakkk....






Bumper depan mobil silver ekstra ceper itu menggesek tembok. Velg racing tipe ekstrim dengan ukuran 18” berwarna kuning keemasan itupun ikut boret.




Mampus gue!! Itu velg harganya cukup menguras kantong, belum lagi cat body depan yang tergores... duh!!




Keringat pun mengucur deras.






Perasaan jengkel, marah, nyesel, campur aduk jadi satu...






Duh Gusti.. sesalku saat itu.






Entah gimana ceritanya tiba-tiba saja saya langsung melirik BeBe..


Dengan nada sedikit emosi aku memarahinya..










“andai saja lo bisa berubah jadi tukang parkir, pasti gak begini kan jadinya.....!!”






Hahahaha... sarap.






Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar