Kamis, 16 Februari 2012

catatan akhir pekan: "Gila Itu Pilihan..."

alkisah tentang dua negeri bertetangga bernama Kenthirpindho dan negeri Ramudheng.

kedua negeri ini seringkali terlibat peperangan dan perselisihan. ada saja penyebab peperangan. dari hal sepele seperti nelayan yang bablas masuk kewilayah salah satu diantaranya, sampai ke permasalahan batas wilayah yang tak kunjung usai. wah pastinya tiada hari tanpa saling kecam dan saling serang. senjata menyalak ditiap-tiap jengkal batas wilayah.

sampai pada satu hari sebuah wabah menyerang negeri Kenthirpindho. seluruh warganya mendadak terkena virus gila. seluruh rakyatnya menjadi gila, tak terkecuali Rajanya. karena tidak ada yang bisa menangani wabah gila ini, maka wabah ini pun masuk ke negeri tetangganya, Ramudheng. 

satu persatu rakyat Ramudheng pun mulai menjadi gila. dengan cepat wabah ini bergerak dan menyebar keseluruh penjuru negeri. Raja yang mengetahui hal ini memerintahkan tabib-tabib terbaik untuk meneliti penyebab wabah ini.

tabib-tabib itu pun mulai bekerja siang dan malam. mereka bekerja tanpa kenal lelah. dan tanpa honorarium.

hingga akhirnya para tabib itu menemukan jawabannya, yaitu penyebaran wabah gila ini melalui aliran air. tabib-tabib itu pun melaporkan temuannya itu pada Raja. 

Raja yang mendengar hal ini tentu saja murka. Raja pun memerintahkan tabib-tabib itu mencari penawar wabah ini. 

namun terlambat. 

wabah terlanjur menyebar ke sumber-sumber mata air. dan sumber mata air terbaik milik keluarga kerajaan pun tercemar. hingga persediaan air pun mulai menipis. satu persatu keluarga Raja mulai menjadi gila, tak terkecuali sang Ratu. hingga tinggal Raja seorang diri yang belum terjangkit penyakit gila itu.

ANEHNYA..... seluruh rakyat dan bahkan sang Ratu, justru melihat Raja-lah yang gila. hal itu terjadi karena seluruh negeri telah bersatu dalam kegilaan dan merasa merekalah yang waras. mereka melihat Raja yang sangat mereka cintai itu dengan rasa kasihan, karena hanya Raja yang belum gila atau waras dalam pandangan mereka. mereka pun beramai-ramai meminta Raja untuk meminum air agar "sembuh" dan bersatu lagi dengan mereka.

pada awalnya Raja masih bertahan dan tak mau meminum air itu agar tetap waras. tapi sekeras-kerasnya batu akan berlubang juga bila terus menerus terkena tetesan air. 

akhirnya sang Raja menemui rakyatnya yang sedang berkumpul dihalaman istana. 

Raja memegang cangkir berisi air wabah yang bisa membuatnya jadi gila, sama persis seperti rakyat dan seluruh keluarganya. ia angkat gelas itu keatas. sebelum meminum air, ia pandangi langit sambil berucap: "selamat tinggal duniaku yang waras". lalu Raja meminum air itu.

tak lama kemudian sang Raja berteriak: "wahai Rakyatku, aku sudah sembuh..."

lalu mereka bergembira karena Raja telah seperti mereka. dan kejadian aneh selanjutnya, Raja Ramudheng mengangkat Raja Kenthirpindho sebagai saudara. lalu dua negara gila ini pun menjadi satu. mereka memandang negara lain sedang tidak sehat akal alias gila dan bermaksud untuk "menyembuhkannya" agar kemudian bersatu bersama mereka.

selanjutnya biarkan imajinasi kalian yang berbicara.....hehehehe

negeri Kenthirpindho dan Ramudheng ini hanya ilustrasi saja, tidak nyata. kalaupun itu nyata,saya percaya itu bukan negeriku Indonesia. 

tapi lain soal kalau yang jadi objek dalam cerita itu adalah KORUPSI.

sebelum saya masuk kedalam pokok bahasan Korupsi, saya ingin menerangkan tentang baju. 

mengapa manusia memakai baju..?

hahahaha..... anak saya pasti akan menjawab, biar nggak kelihatan "tititnya yah..."

benar juga sih, memakai baju adalah untuk menutupi aurat atau setidaknya menutupi anggota badan yang malu untuk kita pertontonkan pada orang banyak. 

saya pikir tidak satupun manusia di bumi Indonesia ini yang tak pernah KORUPSI. ayolaaahhh.... jujur sajalah. jangan ada dusta diantara kita.

Korupsi secara terminologi berasal dari bahasa latin corruptio yang berawal dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik.

dari artian tersebut bisa disepahamkan bahwa Korupsi tidak melulu uang tetapi bisa jadi 
  1. KORUPSI OMONGAN → yang semula ceritanya A didramatisir hingga jadi B. 
  2. KORUPSI DATA → data yang dibuat oleh orang lain, dengan seenaknya di 'copy paste'. 
  3. atau KORUPSI WAKTU → mask kerja jam 7 tapi datang jam 12....


dan masih banyak lagi contoh-contoh Korupsi. 

mau dibilang itu pengaturan-lah, rekayasa-lah atau apalah, tetap aja itu masuk definisi Korupsi. saya yakin semua orang pernah merasakan itu. sebagai manusia, itu wajar. salah itu wajar. kita bukan Nabi. juga bukan malaikat. 

sebagaimana sebuah kesalahan yang kita anggap sebagai hal yang Wajar, maka Korupsi yang juga merupakan sebuah kesalahan bolehlah kita anggap wajar juga. yang penting tidak diulangi lagi, terlebih dengan melakukan kesalahan yang sama. itu yang Kurang Ajar.

sama seperti baju yang berfungsi menutupi bagian tubuh yang malu terlihat orang lain, maka kesalahan yang orang lain perbuat pun demikian. tak perlu kita ungkapkan, sekalipun kita mengetahuinya. wajar kok orang punya salah, yang kurang ajar itu orang yang membuka kesalahan orang didepan orang lain tanpa ijin. kalau kita pakai filosofi perjuangan Lenin pada era bolshevik: "tidak ada kebenaran tanpa mempermahfumkan kekerasan" maka orang yang suka membuka kesalahan orang dihadapan khalayak, itu sudah selayaknya dijadikan objek pada filosofi tersebut dengan pembenaran atas tindakan yang dipandang perlu oleh massa.

sayangnya di Indonesia ini terlalu banyak penampakan Nabi dan Malaikat dimana mereka semua suci dan tak pernah terjamah dosa. mereka merasa aneh dan sangat sinis pada orang lain yang dianggap bersalah. orang yang bersalah tadi akan merasa seperti menjadi setan ditengah para malaikat. padahal sih (kalau mau jujur) dibalik jubah Nabi dan Sayap malaikat yang cemerlang itu sesungguhnya mereka adalah seekor iblis.

hahahaha.....

oke..oke... saya tidak ingin mengajari seekor ikan untuk berenang. jadi kita kembali ke topik awal.

sama seperti air gila pada ilustrasi cerita diatas, sesungguhnya Korupsi itu adalah sebuah kegilaan yang bisa dipilih. dipilih untuk tidak dilakukan atau sebaliknya. pun demikian dengan keberadaannya, sama persis seperti kentut, semua orang dapat mencium bau busuknya tapi susah untuk membuktikannya.

ada sebuah buku bagus berjudul "blink = the power of thinking without thinking"

dalam buku tersebut dituliskan bahwa untuk menelisik tentang Korupsi tidaklah perlu sampai mengernyitkan dahi. cukup dari gelagat saja akan diketahui kalau disitu ada Korupsi. persoalannya (masih dibuku itu) adalah cara membuktikannya. begitu rapinya kegiatan ini sampai-sampai nyaris tanpa jejak dan tanda bukti. semua dilakukan atas dasar saling percaya, sementara hukum tentang Korupsi itu sendiri adalah hukum positif yang tidak mengenal asumsi.

di akhir buku itu dituliskan sebuah kalimat bernada provokasi :
"dibalik keuntungan yang melimpah  pasti terdapat kejahatan yang besar"

hmmm......

lagi-lagi saya persilahkan imajinasi teman-teman untuk mengartikan kalimat itu.

terakhir yang ingin saya sampaikan adalah sama halnya dengan air gila pada ilustrasi diawal tulisan saya ini, saya ingin katakan, bahwa semua orang tak akan dapat menghindarkan diri dari kesalahan ataupun korupsi. itu sudah kodrat kita sebagai manusia sebagai tempatnya berbuat salah dan dosa.

sebagai manusia, Angie mungkin telah meminum air gila. tapi bisa jadi memang belum meminumnya, tugas hukumlah untuk membuktikannya. saya merasa risih dengan orang-orang yang berkomentar di televisi, semua menjudge Angie seolah mereka yang paling tahu dan paling suci. ada yang mengaku ahli raut wajah dsb. ayolah tak usah jadi malaikat diantara setan. biarkan hukum kali ini bicara dengan bebas. tak perlu membuat asumsi-asumsi publik yang justru menyesatkan. sadari bahwa kalian pun bisa jadi duduk disana suatu saat dan bayangkan bila kalian disudutkan sebagaimana yang kalian lakukan pada Angie.

saya bukan pendukung Angie atau partai, karena saya tidak boleh. saya hanya berusaha menunjukkan sebuah peradaban dimana saling menghormati adalah landasannya. dan yang pasti saya tidak ingin menakuti orang dengan bayangannya sendiri....

tak perlulah mencemooh atau menjatuhkan orang lain dengan kesalahan yang orang itu perbuat agar citra kita naik..


belajarlah untuk jujur pada diri sendiri dan mengakui bahwa kita telah meminum air gila itu dan semua akan bahagia. karena kalau kita tidak mengakui telah meminum air gila itu dan tetap menganggap bahwa diri kita adalah seorang Nabi/Malaikat, maka bersiaplah menjadi orang waras ditengah orang gila atau dianggap gila oleh orang-orang gila.





karena pada hakekatnya orang-orang gila akan menilai dirinya waras dan melihat orang yang waras tak ubahnya orang gila yang patut untuk dicekoki air gila.







sekian






4 komentar:

  1. penulis ini punya imaginasi besar. Menarik dan berbakat; bahasa sederhana; ttg sekitar kita sehari hari

    BalasHapus
  2. banyak org memilih ikut 'gila' karena kawatir mnjd yg 'berbeda' atau kawatir ga kebagian 'sesuatu'...seperti di jawa ada pepatah 'ora edan ora keduman' hahaha....

    BalasHapus