Jumat, 09 Maret 2012

.......pindah ke jidat!!

3 hari yang lalu saya berbincang dengan Pak Sukardi Mitho. beliau adalah Ketua Forum Kota Sehat Kota Probolinggo. dalam perbincangan itu beliau tertarik dengan ulasan saya mengenai klenik. pada hakekatnya kami sama-sama tidak percaya akan hal yang berbau 'dunia lain' itu. kami pun sama-sama memotret hal ini dari sisi yang berbeda. jika saya memotretnya dari sisi kesehatan psikis anak dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, beliau memotretnya dari sisi keseimbangan alam. kami berdiskusi cukup gayeng, meskipun saat itu tidak banyak waktu yang kami miliki. 

jadi begini inti diskusi singkat kala itu. 

Pak Kardi (begitu saya memanggil beliau) mengatakan pada saya: "ulasan sampean kemarin bagus mas, tapi itu akan lebih menarik kalau di potret dari sisi yang lain..". "bagaimana maksudnya, Pak?" tanya saya. lalu beliau bercerita mengenai pengalamannya pada saat melakukan penyuluhan di sekitar terminal bus Probolinggo. dulu, disekitar terminal bus itu banyak sekali orang kongkow. yang namanya orang lagi berbincang-bincang pastilah tak mau meninggalkan 'arena' ngobrol itu walau sejenak. termasuk untuk urusan buang air kecil. alhasil, beberapa titik di terminal bus itu jadinya berbau pesing (bau air kencing) yang sangat menyengat dan tidak sehat. berbagai cara dilakukan oleh Pak Kardi untuk merubah perilaku orang-orang agar berhenti 'pipis' disitu. setelah berpikir dengan keras, akhirnya beliau menemukan cara jitu.

caranya cukup sederhana dan unik sekali.

begini, kepercayaan masyarakat Probolinggo akan klenik sangat tinggi. mereka sangat menjunjung tinggi kepercayaanny` itu, waktu itu. dan keadaan itu dimanfaatkan Pak Kardi Mitho untuk mensukseskan penyuluhannya. pada suatu malam, beliau bergerilya membeli kembang 7 rupa beserta perangkat  klenik yang lain. kemudian ditaruhnya barang-barang itu ditempat-tempat yang biasa dijadikan tempat buang air kecil. 

voila!!

cara itu ternyata jitu. 

tak ada lagi orang kencing disitu sampai sekarang. mungkin orang-orang itu ketakutan akan perangkat  klenik yang dipasang Pak Kardi. hahahahahaha...... saya tertawa sejadi-jadinya waktu mendengar penuturan pengalaman beliau.

seketika itu saya memiliki sebuah ide yang sekarang anda baca ini. 

seperti yang Pak Kardi bilang pada saya untuk memotret masalah klenik ini dari sisi yang lain lagi, maka saya punya pandangan tentang klenik dari sisi yang benar-benar baru.

jadi begini ide saya. 

beberapa waktu yang lalu Republik ini kembali dikejutkan oleh rilis PPATK yang menyebutkan adanya rekening gendut milik pegawai pajak. kalau dulu aktornya adalah Gayus Tambun an, maka sekarang adalah Dhana Widyatmika. nominalnya pun juga fantastis, sekitar 100 Milyar Rupiah. 

untuk rakyat kecil seperti saya, angka itu sudah bikin bulu kuduk saya merinding. 

bagaimana tidak, lha wong direkening saya paling banyak hanya berisi 500 ribu.... hahahahaha

okelaah, itu urusan mereka-mereka yang sedang "ditimang-timang" oleh pihak berwajib. yang menjadi concern tulisan saya adalah bagaimana menanggulangi perilaku Koruptor ini, agar kedepan tak ada lagi praktik-praktik yang merugikan rakyat ini, sedangkan pada Tuhan mereka tak lagi takut, apalagi KPK?!. saya yakin yang para koruptor takuti di dunia ini cuma 2 hal, yaitu penyadap dan CCTV!

hehehehehe

tapi saya tak yakin mereka tak takut pada  klenik. mengingat, mereka berada di Indonesia yang masih memiliki kultur  klenik yang cukup kuat. sedikit banyak tentu hal ini mempengaruhi pikiran para koruptor ini.

inilah ide dasar saya..

bagaimana ya jika dilembaran uang yang dicetak BI itu tak lagi dipasang foto pahlawan, tapi dipasang foto kembang 7 rupa dan kemenyan.... kalau perlu beserta dukun yang paling angker sekalian.

hahahahahahahahaha

saya yakin para koruptor itu tak akan lagi berani menyentuh uang yang bukan haknya itu. apalagi kalau di lembaran uang itu tertulis peringatan:

"berani ngutip, anumu pindah ke JIDAT.."




hahahahaha



sekian





2 komentar:

  1. kalau saya menteri Keuangan dan baca ini, ide itu bisa saya pertimbangkan..........

    kalau ada ditangan para turis manca negara, bisa jadi promosi; apalagi di hal. sebelah di isi tempat wisata, budaya dsb.
    Lebih menarik daripada dicantumkan wajah politikus/Ka negara atau pahlawan sekalipun.
    "mikir yuk .."

    BalasHapus
  2. share donk, siapa tahu nyampe ke telinga Menkeu.. hahaha

    BalasHapus